KAWASARANI YAYAT U SANTI #minahasautara #fyp . Enemy - from the series Arcane League of Legends - Imagine Dragons & JID & Arcane & League Of Legends. 16 6 2. rotikanjr ko'Thio · 3-26 Follow. 6 comments. Log in to comment. dkvlsk . Ngabrut[cry] 3-26. 4. Reply. View more replies (1) M E O . dance Each Kabasaran dance group in Minahasa has its own movement. Nowadays, there are more than 100 group of Kabasaran dance in North Sulawesi. Almost each village in North Sulawesi has a Kabasaran group dance and a big village can have more than 1 group. Based on the data, there are some permanent movement patterns in Kabasaran dance: 1. Jikasaja Nusantara Droid War diterbitkan atau dibuatkan versi animasinya, bisa dipastikan, dunia anak yang kini dikuasai oleh Ganteng-ganteng Serigala, Manusia Harimau, dan antek-anteknya akan dihajar habis dengan jurus I Yayat U Santi milik Kabasaran tokoh utama komik ini, yang sejatinya merupakan dekonstruksi dari tarian perang daerah Tentangmusik waruga,pertama kali saya mendengarkan single mereka yang adalah dua lagu di akun soundcloud official mereka yaitu trek "i yayat u santi" dan "lip services" saya merasa mendengarkan band-band seperti linkin park,limp-bizkit serta korn,influence mereka yang beragam ini menghasilkan musik yang menarik,karena saya juga bukan seseorang I YAYAT U SANTI artinya I yayat = angkat tinggi U = itu Santi = Perisai, ungkapan ini dipakai pada masa perang merupakan ajakan perang,sekarang I yayat u santi = ajakan membangkitkan semangat persatuan bg seluruh warga Minahasa. Kata Kawasalan ini kemudian berkembang menjadi Kabasaran yang merupakan gabungan dua kata "Kawasal ni Sarian NoNama NIP Jabatan Status Keterangan; 1: A DENIH,S.Pd: 196804052006041003 - Sedang diproses : 2 Ryan_Avakabur saat By 1 dgn Gianfranco Alasan dari Ryan_Ava kabur: Kelaparan !! ZZzzzzzZZZZzzzzZZZzzz By 1 kok lari owkwokwoowkokwokwokowokw original post : klik di sini untuk melihat foto asli di GRUP facebook MA Seruan"I Yayat U Santi" sunyi terdengar, gantinya seruan "Merdeka" yang memekikan telinga. Musik Kolintang masih berdendang mengiringi prosesi ritual Kristen. Setelah itu lagu-lagu popular yang diiringi perangkat musik modern dinyanyikan seorang keke berbusana minim dengan warna menyolok . Syair lagu-lagunya bertemakan cinta dan jiUk. MANADO - Kabasaran. Mendengar namanya, banyak orang nyalinya langsung ciut. Bukan karena mereka seorang pemberani dengan pedang yang siap menghunus. Atau penampilannya tampak sangar saat mata terbelalak dengan pakaian serba merah. Pun dengan aksesoris lehernya dengan beragam tengkorak dijejer membuat bulu kuduk berdiri. Tapi para penari dengan pakaian serba merah, mata melotot, wajah garang, diiringi tambur sambil membawa pedang dan tombak tajam itu sejatinya membuat Kabasaran ini kharismanya tak pernah redup. Warna pakaian dominan merah dengan berbagai aksesoris berupa topi berhias sayap dan paruh burung uwak buceros exaratus atau burung jenis lainnya. Kalung dengan tengkorak monyet macaca nigra, gelang dan lain-lain menambah kesempurnaan seorang prajurit yang gagah para Waraney yang memiliki sifat jujur, pemberani dan bijaksana. Simbol ketangguhan Bangsa Malesung atau Tanah Minahasa yang memiliki suatu arti bahwa keturunan bangsa Malesung harus selalu menjaga tanah Minahasa agar selalu tentram dan damai, dimana para Waraney era ini di tuntut untuk rajin bekerja, membangun daerah, berjuang untuk anak cucu.“Saat ini apa yang kami lakukan adalah untuk melestarikan adat budaya warisan leluhur dengan benar. Karena itu apabila Waraney di era ini diartikan sebagai seorang yang arogan, sombong, suka berkelahi, pemaki, rasis, alkoholik dan hal-hal buruk lainnya itu bukanlah seorang Waraney melainkan para perusak nama baik dari Waraney,” jelas Semen Koraah, Ketua Kabasaran Waraney Totokay Pineleng, Kabupaten Semen, kalau pun dirinya diberikan kemampuan tak tembus atau terluka meski benda tajam menyentuh tubuhnya itu disebabkan karena Tuhan memberikan karunianya. Sebab kata dia, jika Tuhan tak mengijinkan siapapun bisa seorang penari Kabasaran yang benar mereka tak akan meminum alkohol ketika akan bermain apalagi memainkan pedang dengan menggesek-gesekannya di jalanan yang membuat para penontonnya ketakutan. “Itu berarti mereka itu sudah mabuk. Kami dilarang mengosok-gosok pedang atau tombak di jalanan,” beberapa catatan, visi dan misi seorang Waraney begitu mulia. “Esa Kita Peleng…! Esa Woan Pawetengan Kumihit Un Posan. Taan Kita Peleng Esa…! Maesa Wian Untep…! Maasa Masaru Se Kaseke Wana Ng’Kesot…!” Satu Kita Semua…! Satu Lalu Dipisahkan Tempat Karena Kebaktian Agama/Ajaran. Tapi Kita Semua Satu…! Satu Dibagian Dalam…! Bersatu Menghadap Musuh Dari Luar…!Menuju itu semua tidaklah mudah. Proses ritual dari jalan hidup seorang Waraney cukup panjang. Sejarah panjang Waraney yang merupakan prajurit perang pemberani dari bangsa Malesung Orang Minahasa yang tidak pernah mundur dalam setiap peperangan yang terjadi di zaman kolonial maupun sebelum zaman kolonial sudah teruji. Meski pada akhirnya Waraney tenggelam karena ulah kompeni. Tapi sebelum ada kolonial Belanda, Waraney merupakan tentara bangsa Malesung yang menjadi ujung tombak di setiap suku di Minahasa dalam melawan segala sesuatu yang dapat mengancam bangsa Malesung baik itu berupa binatang buas maupun manusia.“Siapa pun yang berniat berbuat jahat di tanah Minahasa pasti akan kami lawan. Inilah sebenarnya fungsi Kabasaran dulu,” kata Pembina Kabasaran Waraney Totokay Pineleng, Kabupaten Minahasa, Micky pegawai negeri sipil di Dinas Kebudayaan Sulut itu menjelaskan, dalam beberapa literatur seperti apa yang disampaikan C J Lengkong dalam bwaraneyblog dijelaskan, sepanjang perjalanan waktu masuk dalam kolonial Belanda, para Waraney tetap kokoh menjaga setiap prinsip dasar mereka. Walaupun beberapa daerah mulai pudar dengan mengandalkan prajurit Waraney dikarenakan Belanda membangun sistem pemerintahan. Dimana dalam peperangan para Waraney sudah jarang dilibatkan karena Belanda telah membentuk tentara pemerintah untuk keamanan daerah-daerah di Minahasa. Tetapi makna dan semangat Waraney selalu tumbuh dalam perjuangan setiap orang Minahasa. Mereka selalu tetap memegang teguh tradisi warisan para leluhur bangsa Malesung. Tugas seorang Waraney bukan saja sebagai prajurit untuk berperang. Waraney yang dimaksud adalah dia sebagai seorang yang dapat melindungi suku, menafkahi keluarga, memimpin suku dan menjaga tradisi dari para leluhur Minahasa. Jadi Waraney disaat itu ialah mereka para pemburu, petani, ahli seni, ahli bangunan, nelayan, ahli pengobatan, dan ahli pekikan “I Yayat U Santi” dalam cengkaraman burung Manguni mempunyai pengertian memerangi segala yang jahat kezaliman dan kelaliman. Jadi Burung Manguni ini melambangkan kekuatan para Waraney dalam menjaga tanah Minahasa, yang saat ini ditempati oleh 9 Suku Minahasa yaitu Tontemboan, Tonsea, Tolour, Tombulu, Tonsawang, Panosakan, Pasan, Babontehu dan dari Wikipedia, seiring tidak ada lagi peperangan antardaerah, Kabasaran kini dijadikan sebagai tari penyambutan tamu dan hiburan warga Minahasa ketika menyelenggarakan pesta adat. Seringkali, tarian ini hadir sebagai hiburan warga ketika propinsi Sulawesi Utara menyelenggarakan festival merupakan identitas tou Minahasa, bukan sekadar dijadikan sebagai tari penyambutan tamu dan hiburan warga, tetapi lebih dalam kepada proses ritual dari jalan hidup seorang waraney. Ketika suara tambur itu ditabuh bertalu-talu. Gerak tarian pun mulai dilakukan setelah Sarian yang menjadi pemimpin tarian itu memberi komando. Pekik suara Sarian Makalele I Yayat U Santi pun bergema, gemericik suara kaki para penari pun akan begitu memekak di pertanda dimulainya tarian Kabasaran saat tamu kebesaran atau ada pejabat yang datang. Ungkapan I Yayat U Santi yang terjemahan harafiahnya berarti angkatlah dan acung-acungkanlah pedang Mu Itu. Maka apabila menggunakan ungkapan dan seruan ini untuk masa kini, maka maknanya ialah supaya kita melengkapi diri kita dengan segala kearifan, hikmat, keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahlian. Pada zaman dahulu para penari Kabasaran, hanya menjadi penari pada upacara-upacara adat. Namun, dalam kehidupan sehari-harinya mereka adalah petani dan rakyat biasa. Apabila Minahasa berada dalam keadaan perang, maka para penari Kabasaran menjadi penari kabasaran memiliki satu senjata tajam yang merupakan warisan dari leluhurnya yang terdahulu, karena penari kabasaran adalah penari yang turun temurun. Tarian ini umumnya terdiri dari tiga babak sebenarnya ada lebih dari tiga, hanya saja, sekarang ini sudah sangat jarang dilakukan. Babak-babak tersebut terdiri dari Pertama, Cakalele, yang berasal dari kata “saka” yang artinya berlaga, dan “lele” artinya berkejaran melompat-lompat. Babak ini dulunya ditarikan ketika para prajurit akan pergi berperang atau sekembalinya dari perang. Atau, babak ini menunjukkan keganasan berperang pada tamu agung, untuk memberikan rasa aman pada tamu agung yang datang berkunjung bahwa setan-pun takut mengganggu tamu agung dari pengawalan penari kedua ini disebut Kumoyak, yang berasal dari kata “koyak” artinya, mengayunkan senjata tajam pedang atau tombak turun naik, maju mundur untuk menenteramkan diri dari rasa amarah ketika berperang. Kata “koyak” sendiri, bisa berarti membujuk roh dari pihak musuh atau lawan yang telah dibunuh dalam Lalaya’an. Pada bagian ini para penari menari bebas riang gembira melepaskan diri dari rasa berang seperti menari “Lionda” dengan tangan dipinggang dan tarian riang gembira lainnya. Keseluruhan tarian ini berdasarkan aba-aba atau komando pemimpin tari yang disebut “Tumu-tuzuk” Tombulu atau “Sarian” Tonsea. Aba-aba diberikan dalam bahasa sub–etnik tombulu, Tonsea, Tondano, Totemboan, Ratahan, Tombatu dan Bantik. Pada tarian ini, seluruh penari harus berekspresi Garang tanpa boleh tersenyum, kecuali pada babak lalayaan, dimana para penari diperbolehkan mengumbar senyum tari Kabasaran pada dasarnya terdiri dari sembilan gerakan pedang santi/kelewang dan Sembilan gerakan tombak wengkou dengan langkah kaki 4/4, yaitu dua langkah kekiri dan dua langkah ke kanan. Aturan menarinya pun begitu tegas dan jelas. Dalam gerakan pedang dan tombak, yaitu pedang santi/kelewang tidak boleh digunakan untuk menusuk dan menangkis, tombak wengkou hanya untuk gerakan menusuk sedangkan untuk menangkis hanya boleh perisai kelung.rhs ShopUpgrade to CoreGet CoreJoinLog InGet Core Membership60% off for a limited time!Get CoreThemeDisplay Mature ContentSuppress AI ContentGet Help and Send FeedbackTerms of ServicePrivacy PolicyDeviation ActionsMore by WGOTS26artsWant to browse ad-free? Upgrade to CoreTrending DeviantsDeer-HeadFlintofMother3NamyGagaSuggested CollectionsMemeNamy GagaFNAF I FANGAMEWant to browse ad-free? Upgrade to CoreYou Might Like…ByWGOTS26artsPublished May 27, 2023131 Views2023artworkdeviantartindonesiaindonesianminahasakabasaranLocation MinahasaDescription As a proud quarter Minahasan, I would like to present you my Kabasaran artwork. I've been doing it for so long since then. As an Indonesian, I would like to present this artwork as a shape of pride of my detailsImage size2000x1080px MB © 2023 WGOTS26artsWant to browse ad-free? Upgrade to CoreComments0Join the community to add your comment. Already a deviant? Log In Versi 1Keterangan artinya seruan Minahasa I Yayat U SantiSeruan orang Minahasa sejak dahulu kala ini menjadi perhatian masakini karena lambang Minahasa sekarang banyak terdapat tulisan tersebut. Lalu apa arti dan makna ungkapan ini ? Angkatlah Dan Acung-Acungkanlah Pedang Mu Itu. Ungkapan ini diseru-serukan khususnya oleh para waraney, anggota kabasaran, penari tari pedang dalam menghadapi tantangan yang dianggap musuh. Ini merupakan suatu komando, perintah tetapi juga untuk membangkitkan gairah, semangat sekaligus untuk mengusir kecemasan, kekuatiran dan ketakutan ketika menghadapi tantangan musuh. Ungkapan ini diseru-serukan oleh pemimpin-pemimpin masyarakat dalam hal mengajak mereka untuk bersama-sama maju dengan kebulatan tekad melaksanakan apa yang dihasilkan dari perundingan bersama kepada anak-cucu-cecenya. Ia mengandung juga seruan supaya hendaklah kamu gagah perkasa, maju terus dan pantang menyerukan bagi para waraney ialah dengan suara yang nyaring, tegas betul-betul seperti komando, sambil mengangkat dan mengacung-acungkan salah satu tangan dengan kepalan jari-jarinya. Lalu seruan ini disahuti dengan sorakan oleh rekan-rekan waraney atau oleh hadirin dengan jawaban atau sambutan Uhuuy!! atau Tentu itu!! yang artinya Setuju, demikianlah halnya!. Apabila kita menggunakan ungkapan dan seruan ini untuk masakini, maka maknanya ialah Supaya kita melengkapi diri kita dengan segala kearifan, hikmat, ketrampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecekatan Itulah santi kita masakini yang harus diacung-acungkan menghadapi segala tantangan yang mengancam kehidupan kita baik fisik maupun non-fisik, dengan segala kebulatan tekad sesudah dimusyawarahkan bersama. Tantangan ini adalah kemiskinan, kemalasan, kebodohan, kelaparan, ketidakadilan, ancaman penjajahan, dan segala sesuatu yang dapat menjadi musuh kehidupan. Dalam bahasa Alkitab ungkapan ini juga bermakna sebagai pengejawantahan kuasa-kuasa maut. Dan karena kuasa maut itu telah ditaklukan oleh Allah sendiri karena membangkitkan PuteraNya Yesus Kristus dari kematian, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berjuang demi kemenangan kehidupan. Jadi seruan I Yayat U Santi! dan sambutan sorakan Uhuuy! atau Tentu itu! bermakna Marilah kita bersama menghadapi tantangan maut itu dan menanggulanginya demi kehidupan kita dan anak-cucu-cece kita. Dikutip dari buku Injil dan Kebudayaan di Tanah Minahasa - Dr. WR 2Cerita ini terjadi diwaktu dinosaurus masih banyak berkeliaran didunia dan dikala Toar dan Lumimuut belum lahir. Di kota Bandung ada dua orang anak Hidayat dan Susanti yang sudah sejak kecil berkawan karib. Pada suatu hari orang tua mereka membawa keduanya berlibur ke pantai Ancol di Jakarta. Tiba-tiba gunung Krakatau meletus dan ombak besar menghanyutkan kedua anak itu entah kemana. Penduduk Bandung sangat sedih kehilangan kedua anak-anak itu. Hidayat ternyata dibawa ikan lumba-lumba kesuatu pulau. Dua puluh tahun kemudian ketika Hidayat sedang berjalan-jalan dipantai tiba-tiba ia bertemu dengan seorang gadis manis yang segera ia kenali dari senyumnya. Ia langsung menegur, “Saya Yayat, kamu Santi”. Tetapi gadis itu terdiam tidak mengerti. Hidayat mencoba dalam bahasa Inggris,” I Yayat, you Santi”. Seketika itu juga Susanti segera mengenali Hidayat. Merekapun hidup berbahagia dan keturunan mereka berkembang biak ditanah Mihahasa yang sampai saat ini mempertahankan semboyan “I Yayat U Santi”. Beberapa dari keturunan mereka pada detik ini sedang on-line di internet membaca dongeng nonsense ini. Dari Board for Jokes oleh Dr. toudanohehehehehehehehe ^_^